6 Langkah memilih Art Paper vs Art Carton: Kapan Harus Menggunakan Jenis Kertas Mengkilap?

Bayangkan skenario ini: Anda baru saja mendesain kartu nama yang elegan untuk bisnis baru Anda. Anda mengirim file ke percetakan dan meminta dicetak menggunakan “jenis kertas yang licin dan mengkilap”. Namun, saat paket tiba, kartu nama tersebut ternyata tipis, lemas, dan melengkung—persis seperti selembar brosur supermarket.

Sebaliknya, ada klien saya yang ingin mencetak brosur lipat tiga untuk disebar di pameran, tapi ia salah memilih spesifikasi jenis kertas yang terlalu tebal. Akibatnya? Brosur itu kaku, sulit dilipat, dan justru pecah-pecah di bagian lipatannya.

Kekacauan ini terjadi karena satu kesalahpahaman mendasar: ketidakmampuan membedakan antara jenis kertas, yaitu Art Paper dan Art Carton.

Sebagai praktisi yang telah berkecimpung lama di industri grafika, saya sering menyebut kedua jenis kertas ini sebagai “saudara kembar beda nasib”. Secara visual, kedua jenis kertas ini tampak identik—sama-sama putih, licin, dan memantulkan cahaya. Namun, dalam penggunaannya, kedua jenis kertas ini berada di dunia yang berbeda.

Artikel ini akan membedah tuntas karakteristik, perbedaan teknis, hingga risiko produksi dari kedua jenis kertas “coated paper” (kertas berlapis) ini, agar Anda tidak lagi salah pilih “kostum” untuk proyek cetak Anda.


Mengenal Karakteristik “Kertas Mengkilap”

Sebelum kita masuk ke perbedaannya, mari kita pahami dulu persamaannya. Mengapa jenis kertas Art Paper dan Art Carton begitu populer di dunia percetakan komersial?

Kedua jenis kertas tersebut masuk dalam kategori coated paper. Artinya, kertas dasar ini telah dilapisi bahan kimia tertentu (biasanya kaolin atau kalsium karbonat) yang mengisi pori-pori kertas. Hasilnya adalah kertas dengan permukaan licin dan memiliki efek mengkilap (Glossy).

Lapisan coating ini memberikan keunggulan teknis yang signifikan. Karena pori-porinya tertutup, jenis kertas ini memiliki daya serap tinta rendah. Tinta tidak meresap jauh ke dalam serat kertas, melainkan mengering di permukaan. Inilah yang membuat hasil cetaknya memiliki warna tajam/vibrant. Jika Anda mencetak foto pemandangan atau produk makanan, jenis kertas ini mampu memberikan kualitas gambar tinggi yang memanjakan mata.

Selain itu, sifatnya yang memantulkan cahaya memberikan kesan premium/mewah. Berbeda dengan HVS yang menyerap air dengan cepat, lapisan coating yang agak berminyak pada Art Paper dan Art Carton membuatnya sedikit tahan percikan air. Tentu saja tidak anti-air sepenuhnya, tapi cukup tangguh untuk menahan tetesan gerimis ringan tanpa langsung hancur.

Lantas, jika bahannya sama, apa yang membedakannya? Jawabannya ada pada “tulang punggung” kertas tersebut.


Sudut Merah: Art Paper (Si Tipis yang Fleksibel)

Mari kita mulai dengan Art Paper. Dalam istilah awam, ini adalah “kertas brosur”.

Spesifikasi Teknis

Karakteristik utama Art Paper adalah ketebalan material yang relatif tipis. Dalam standar industri, kita berbicara tentang gramasi kertas (GSM) yang rendah. Umumnya, Art Paper tersedia mulai dari Art Paper 100-150 gsm.

Karena tipis, Art Paper memiliki fleksibilitas kertas yang tinggi. Ia mudah digulung, mudah ditekuk, dan jatuh lemas saat dipegang. Tidak ada kekakuan yang berarti di sini.

Penggunaan Ideal (Use Cases)

Kapan Anda harus menggunakan Art Paper? Jawabannya: Saat Anda membutuhkan media informasi yang diproduksi massal dan tidak menuntut struktur yang kaku.

  1. Media Promosi: Ini adalah raja untuk Brosur dan Flyer. Untuk Leaflet lipat yang disebarkan di jalanan, Art Paper 120 gsm atau 150 gsm adalah standar emas karena murah dan ringan.
  2. Penerbitan: Jika Anda membuka majalah fashion, bagian isi majalah yang penuh warna itu hampir pasti menggunakan Art Paper. Ia cukup tipis untuk dibalik dengan cepat tapi cukup tebal agar tidak tembus pandang.
  3. Katalog Produk: Untuk bagian dalam katalog produk, Art Paper memberikan tampilan mewah tanpa membuat buku menjadi terlalu tebal.
  4. Dekorasi & Hadiah: Karena sifatnya yang mudah dibentuk, ia sering digunakan sebagai Poster dinding atau bahkan jenis kertas kado custom (wrapping paper) premium untuk brand clothing.
  5. Voucher & Tiket: Untuk voucher diskon yang dirancang untuk mudah disobek atau digunting, Art Paper adalah pilihan paling logis.

Sudut Biru: Art Carton (Si Tebal yang Kokoh)

Sekarang, mari beralih ke kakaknya yang lebih kekar: Art Carton. Di beberapa percetakan, orang mungkin menyebutnya sebagai “karton” saja, meski bahannya sama persis dengan Art Paper.

Spesifikasi Teknis

Perbedaan utamanya adalah gramasi. Art Carton bermain di liga Art Carton 190-400 gsm.
Peningkatan ketebalan ini mengubah sifat fisiknya secara drastis. Kita mulai beralih dari terminologi paper ke Paper vs Board (papan). Art Carton memiliki struktur serat padat yang memberikan kekakuan (Rigidity). Ia bisa berdiri tegak jika didirikan, dan sulit untuk dikoyak dengan tangan kosong.

Penggunaan Ideal (Use Cases)

Gunakan Art Carton saat produk Anda membutuhkan durabilitas atau fungsi struktural.

  1. Identitas Bisnis: Kartu Nama wajib menggunakan Art Carton (biasanya 260 gsm). Kartu nama yang lemas (pakai Art Paper) akan langsung menurunkan kredibilitas profesional Anda. Hal yang sama berlaku untuk Map folder perusahaan.
  2. Fungsional: Kalender meja butuh jenis kertas yang kaku agar bisa berdiri di penyangganya. Undangan pernikahan juga menggunakan bahan ini untuk memberikan kesan “mahal” dan kokoh saat dipegang tamu.
  3. Cover: Untuk cover buku/majalah, Art Carton memberikan perlindungan pada isi buku (yang menggunakan Art Paper).
  4. Retail & Kemasan: Ini kegunaan paling vital. Hang tag/Label baju harus kaku. Selain itu, Paper Bag (Tas kertas) dan Packaging/Kemasan produk (seperti dus kosmetik atau kotak obat) mengandalkan kekakuan Art Carton untuk melindungi isi produk.

Perbedaan Teknis: Di Mana Garis Batasnya?

Seringkali klien bertanya, “Mas, batasnya di mana sih? Kapan disebut paper, kapan carton?”

Secara teknis di lapangan, batas psikologisnya ada di angka 190 gsm.

  • Di bawah 190 gsm (85, 100, 120, 150 gsm): Disebut Art Paper. Mesin cetak offset majalah melahap jenis kertas ini dengan mudah.
  • Di atas 190 gsm (190, 210, 230, 260, 310, 400 gsm): Disebut Art Carton. Jenis kertas ini saking kakunya kadang membutuhkan penanganan khusus pada mesin offset, atau lebih sering dicetak menggunakan mesin Digital Printing A3+ untuk tiras kecil.

Tips Pro: Jika Anda mendesain sesuatu yang membutuhkan cetak dua sisi (bolak-balik) dengan blok warna gelap, saya sarankan minimal menggunakan Art Paper 150 gsm atau langsung ke Art Carton. Jenis kertas yang terlalu tipis (seperti 100 gsm) berisiko bayangan cetakan sisi belakang tembus ke depan (ghosting), merusak estetika desain Anda.


Masalah Finishing: Jebakan “Pecah” pada Art Carton

Sebagai ahli, saya wajib memperingatkan Anda tentang satu kelemahan fatal Art Carton. Ini adalah poin di mana pengalaman membedakan hasil cetak amatir dan profesional.

Karena Art Carton itu tebal dan memiliki lapisan coating yang keras, ia rentan mengalami pecah saat dilipat (Cracking).
Jika Anda mengambil selembar Art Carton 260 gsm lalu melipatnya secara manual dengan tangan, Anda akan melihat garis lipatan itu “retak”. Lapisan putih kertas akan mencuat keluar, merusak blok warna desain Anda. Jelek sekali.

Bagaimana solusinya?

  1. Wajib Laminasi: Melapisi cetakan dengan Laminasi (Doff/Glossy) adalah hukum wajib untuk Art Carton yang akan dilipat. Plastik laminasi menjaga serat kertas agar tidak pecah berantakan saat ditekuk.
  2. Garis Lipatan (Creasing/Rel): Jangan melipat manual! Mintalah percetakan membuat garis lipatan (Creasing/Rel) menggunakan mesin. Mesin ini menekan kertas untuk membuat jalur lipatan yang rapi tanpa merusak serat.

Selain itu, karena permukaannya yang kaku dan rata, Art Carton sangat ideal untuk finishing mewah lainnya. UV Spot (efek mengkilap menonjol di area tertentu) terlihat jauh lebih dramatis di atas Art Carton dibanding Art Paper. Ia juga kuat untuk diproses Die Cut (potong sesuai bentuk) untuk membuat kemasan unik yang interlock (saling mengunci).


Tabel Perbandingan Cepat

Agar lebih mudah dipahami, berikut ringkasannya:

FiturArt PaperArt Carton
Gramasi85 – 150 gsm190 – 400 gsm
TeksturHalus, Licin, MengkilapHalus, Licin, Mengkilap
KekakuanLemas & FleksibelKaku & Kokoh
Risiko FinishingAman dilipat manualRawan pecah (Cracking)
Penggunaan UtamaBrosur, Isi Majalah, FlyerKartu Nama, Dus Kemasan, Cover

Kesimpulan: Jangan Sampai Salah Kostum

Memilih antara Art Paper dan Art Carton sebenarnya bukan soal mana yang lebih bagus, melainkan mana yang sesuai fungsi. Menggunakan Art Carton untuk brosur sebaran jalanan adalah pemborosan biaya. Menggunakan Art Paper untuk kartu nama adalah bunuh diri reputasi.

Ingat aturan praktis ini:

  • Gunakan Art Paper untuk hal yang bersifat informasional (dibaca, dilihat, lalu disimpan atau dibuang).
  • Gunakan Art Carton untuk hal yang bersifat struktural (menahan beban, melindungi, atau disimpan jangka panjang).

Sebelum Anda menyetujui produksi massal, selalu konsultasikan ketebalan gramasi dengan percetakan Anda. Mintalah sampel fisik agar Anda bisa merasakan sendiri kekakuan dan tekstur halus jenis kertasnya. Langkah kecil ini akan memastikan hasil cetak Anda memiliki kualitas gambar tinggi dan fungsi yang tepat guna.

Jangan ragu untuk bertanya pada vendor cetak Anda: “Apakah ini perlu di-laminasi dan di-rel?” Pertanyaan sederhana ini menunjukkan bahwa Anda mengerti kualitas. Selamat mencetak!

Tinggalkan komentar